Pencarian ini hanya berfungsi saat di Halaman Depan
atau Gunakan Fitur Pencarian Explore

Pembelajaran Metode GASING Diklaim Ubah Siswa Senang Matematika


Suasana Belajar Siswa di Saunalahti School Finlandia.
Image source: Berita Duta Besar Finlandia di Cairo, Egypt, www.finland.org.eg


"Some students don’t feel comfortable in a [traditional] classroom.... We think that inspiring architecture may give a child a positive drive for growing up and learning things.... and turn the learning momemnts into thrilling experiences,” -Salminen (Pendesain Ruangan Sekolah Saunalahti, Finlandia)

Mungkin bagi Anda sebagai orangtua atau Ayah/Ibu dari seorang anak, mungkin pernah berkeluh kesah kepada Anak Anda disaat dia selalu tidak senang matematika atau terus mengabaikan PR sekolahnya?

Mungkinkah juga anak Anda disuatu malam "terpaksa" mengerjakan PR-nya, namun saat itu Anda mengintip apa sebenarnya yang dikerjakannya? dan Anda pun berkata dalam hati "Oh tidak! matematika lagi!" yang memproyeksikan atau menganggapkan diri Anda sendiri bahwa kurang suka terhadap pelajarannya (matematika) tersebut.

Lalu Andapun mungkin berkata dalam hati, "Ayah tidak suka matematika, gimana caranya saya menangani anak saya ini, agar dia termotivasi dan senang terhadap matematika ini?", keluh Anda sebagai orangtua.

Terlapas hal itu, dunia pendidikan sudah tidak asing lagi bahwa terbaginya pelajaran sekolah pasti terlihat adanya dua sisi, satu sisi adalah pelajaran menyenangkan dan satunya lagi sisi pelajaran menjengkelkan mungkin bagi kita.

Kita amati sejenak Negara Finlandia. Diakui kata banyak orang bahwa strategi pendidikannya sangat ramah lingkungan terhadap murid-muridnya, baik dari suasana ruangan sekolahnya maupun metode guru itu sendiri.

Sehingga sering dikatakan di sana belajarnya menyenangkan baik pelajaran maupun suasananya (seperti terlihat di gambar atas adalah satu contohnya).

Namun "ternyata" kita tidak perlu jauh-jauh ke Negara sana, jika ingin mensekolahkan Anak kita agar menjadi senang matematika. Surya Institute namanya, sebuah lembaga yang memberikan pelatihan khusus kepada siapa yang mau mempelajari Matematika dengan mudah dan menyenangkan.

Surya Institute didirikan oleh seorang ahli fisika kenamaan yang juga ahli pendidikan, Prof. Yohanes Surya, telah memeriksa daerah-daerah yang cukup jauh di Indonesia dan mendemonstrasikan apa yang beliau yakini; bahwa matematika itu mudah, menyenangan, dan gampang untuk semua orang.

Pembelajaran dengan metode GASING ini adalah sebuah karya inovatif asli dari Tokoh Indonesia yaitu Pak Prof. Yohanes Surya dan juga dibantua bersama Tim Pengajarnya dalam pelatihan tersebut.

Mari kita lihat apa saja pelatihan yang pernah diadakan selama ini oleh beliau dan Instansi kerjasama yang mendukungnya.

Berkenalan dengan metode GASING Surya Institute

 Logo metode Matematika GASING oleh Surya Institute | Image source: surya.ac.id


Metode GASING adalah suatu metode pembelajaran matematika langkah demi langkah yang katanya dapat merubah seorang anak menguasai matematika secara gampang, asyik dan menyenangkan. Kunci metode GASING ini disusun dengan baik agar penguasaan materi yang dibangunnya berasal dari keharusan memahami materi sebelumnya.

Pentingnya proses langkah demi langkah tersebut tercermin sewaktu anak-anak belajar suatu topik. Ada titik kritis yang harus mereka lewati. Setelah mencapai titik kritis ini, mereka tidak akan sulit lagi mengerjakan soal dalam topik tersebut.

Anak-anak dalam belajar dikondisikan menjadi tanpa paksaan sedikitpun, ini yang dimaksud beliau dengan filosofi GASING. Menurut Professor tersebut dengan pembelajaran metode GASING ini, anak berpotensi dapat menyelesaikan seluruh materi matematika SD hanya dalam 6 bulan saja.

Beberapa pendapat oleh beliau terkait metode GASING tersebut yaitu; (i) umur berapa saja dapat mengikuti pelatihannya, (ii) mudah dimengerti dengan contoh konkret, (iii) menghitung lebih cepat tanpa alat, (iv) meningkatkan imajinasi dalam menghitung kreatif, (v) meningkatkan kematangan emosi (EQ), (vi) psikomotorik meningkat akibat melatih hitungan dengan trik tangan, (vii) seluruh materi GASING memenuhi standar kurikulum sekolah bahkan mungkin lebih, (viii) hanya perlu waktu 6 bulan, bukan 6 tahun seperti di SD, (ix) mengurangi kepikunan/awet muda, (x) meningkatkan kesehatan dan membakar kolestrol.

YPA-Surya Institute rekrut dua jenis siswa dalam pelatihan GASING


Prof Yohanes Surya mengajarkan Matematika metode GASING kepada anak-anak | Image source: krjogja.com

YPA-Surya Institute Rekrut Guru dan 'Siswa Khusus' agar Lebih Mudah Pembelajarannya


Kerjasama Yayasan Pendidikan Astra Menggandeng Prof. Yohanes Surya beserta Tim pengajarnya (Maret-Mei 2017) memberikan Pelatihan Matematika melalui metode GASING, direkrut guru dan Murid tingkat SD. Dalam pelatihan tersebut dihadiri oleh Pengurus YPA-MDR, 18 peserta Guru SD, dan 18 siswa SD.

Pelatihan ini ditutup oleh Ketua Pelaksana, Arietta Adrianti, pada 5 Mei 2017. Dengan dihadiri perwakilan Guru dan siswa yang berasal dari beberapa daerah, di antaranya dari Bogor, Gunungkidul, Bantul, Lampung Selatan, Pacitan, dan Kab. Kupang.rjogja.com

"Peserta Gasing Batch 1 ini terdiri dari 18 Guru SD Binaan YPA-MDR di Bogor, Gunungkidul, Bantul, Lampung Selatan, Pacitan, dan Kab. Kupang, yang akan menjadi Agen Perubahan di daerah asalnya dan selanjutnya guru dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah diperoleh selama 2 bulan untuk meningkatkan kualitas murid," ucap Arietta Adrianti, selaku Ketua Pengurus YPA-MDR.

Menurut sumber Krjogja pelatihan Batch 1 ini lebih memilih "siswa yang memiliki kelemahan (Siswa Khusus)" dalam bidang studi matematika. Dan juga didampingi oleh guru dari perwakilan sekolahnya tersebut.

"Awalnya kami ragu dengan diri kami sendiri, apakah kami akan bisa menguasai Matematika hanya dengan waktu 2 bulan saja. Namun sebagai peserta yang sudah diberikan kesempatan yang luar biasa oleh Astra, kami sangat menekuni Pelatihan Matematika Metode Gasing ini. Hasil yang kami dapatkan betul-betul luar biasa, tidak ada lagi kata susah dalam Matematika, sesuai dengan nama Gasing sendiri, Matematika itu ternyata Gampang, Asyik dan Menyenangkan," ujar Rohmawati, perwakilan Peserta Gasing yang merupakan Guru SDN Tengklik, Kec. Gedangsari, Kab. Gunungkidul.

"Hasil yang didapatkan oleh Guru dari pelatihan ini diharapkan mereka mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh tersebut di sekolahnya maupun di sekolah-sekolah lain di daerah binaan Astra. Ini adalah kewajiban dari guru-guru utusan setelah selesai pelatihan yakni untuk melakukan pengimbasan (penyaluran) Metode Matematika Gasing," ujar Kristanto.

Herawati Prasetyo sebagai Ketua Pengurus YPA-MDR juga meninggalan pesan agar guru yang mendapat pelatiihan ini dapat menyalurkan ilmu, metode, dan pengajarannya ke Sekolah daerah asalnya.

"Kami berharap para guru ini mampu menjadi Agen Perubahan di daerah asalnya dan juga mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh tersebut di sekolahnya maupun mengimbaskan di sekolah-sekolah non binaan Astra lain di daerahnya. Ini adalah bagian dari kewajiban dari guru-guru utusan setelah selesai pelatihan yakni untuk melakukan pengimbasan," kata Herawati Prasetyo saat menyampaikan sambutannya saat pembukaan pelatihan (11/September/2017)

Mungkin Anda penasaran, bagaimana sih hasil pelatihan tersebut terhadap kemampuan Siswa? apakah membuat menjadi lebih baik menyelesaikan soal matematika ataukah hanya sekedar senang saja?. Berikut video para siswa asal Papua diundang dalam acara TEDx Jakarta.

Mereka disodorkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab sesegera mungkin. Simak videonya:

Siswa menjawab matematika cepat soal tantangan di TEDx Jakarta | Video source: TEDx Talks Youtube


Acara di video tersebut dihadiri oleh beberapa siswa dari daerah Papua. Prof. Yohanes Surya mewakili Surya Institute memberi keterangan terkait siswa Papua yang telah dilatih tersebut memang benar mereka dulunya belum mahir matematika, tetapi sekarang karena sudah dilatih mereka punya harapan.

"Kami ingin membuktikan, bahwa anak-anak Papua yang selama ini dianggap terbelakang dan sudah tidak bisa diapa-apakan itu, bisa melakukannya kalau dilatih. Mereka punya harapan," ujar Prof. Yohanes Surya di Jakarta, Rabu (30/9/2009) dalam Kompas.

Selama melakukan perjalanan dalam rangka memperkenalkan metode pembelajaran matematika GASING yang di kembangkannya, Yohanes secara acak memilih masing-masing 5 hingga 6 siswa kelas III Sekolah Dasar dari Kabupaten Tolikara, Wamena dan Lanijaya di Papua.

"Kami tidak melakukan seleksi karena memang tidak bisa diseleksi. Semua anak di sana rata-rata tidak menguasai matematika, bahkan siswa SMA pun masih ada yang belum menguasai ilmu hitung pecahan," tambah pak Professor.

Kemudian, lanjut Yohanes, anak-anak yang terpilih itu dilatih di Jakarta untuk mengikuti pembelajaran matematika secara intensif di Surya Institute. Selama sekitar 12 jam per hari, anak-anak itu tidak hanya mempelajari Matematika, melainkan juga Bahasa Inggris, Seni Lukis dan Musik.

Saat ini (30/9/2009) sudah ada tiga anak dari Tolikara yang menjalani latihan sekitar lima bulan. Mereka antara lain adalah Wemi Jikwa (12), Ali Kogoya (12), serta Merlin Enjelin Rosalina Kogoya (9).


Siswa dimimpikan agar bisa memenangi Olimpiade untuk nama Indonesia


Siswa, Guru, YPA, dan Tim Surya Institute tengah berfoto bersama di Pelatihan GASING Batch 2,
Tangerang (Sept/Nov 2017) | Image source: pressrelease.id


Yayasan Pendidikan Astra atau YPA (bagian dari program Corporate Social Responsibility PT. Astra International, Tbk) bekerjasama dengan Surya Institute memberikan kontribusi sosial untuk masyarakat Indonesia melalui melalui Program Pelatihan Matematika dan Fisika Metode GASING (Periode kedua / Batch 2 ) di Hotel Amaris Tangerang (September-November 2017).

"Usai sukses pada pelatihan matematika Metode Gasing Batch 1 tingkat SDN Binaan 6 Maret hingga 5 Mei 2017 lalu, Astra melanjutkan komitmennya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan kembali menyelenggarakan Pelatihan Matematika dan Fisika Metode Gasing Batch 2 yakni tingkat Sekolah Menengah Pertama binaan. Setelah melalui proses seleksi, terpilih 12 guru dan 12 siswa SMPN binaan YPA-MDR di Bogor, Gunungkidul, Bantul, Lampung Selatan, dan Pacitan, yang sesuai dengan kriteria," tutur Kristanto dalam PressRelease.id.

“Kami berharap para guru mampu menerapkan dan mengimbaskan ilmu Metode Gasing ini kepada sekolah-sekolah lain di daerah Bapak dan Ibu. Hal ini merupakan bagian dari kewajiban dari guru-guru utusan program Pelatihan untuk melakukan pengimbasan sebagai tindak lanjut dari program pelatihan ini. Dengan demikian, gerakan ini diharapkan dapat menciptakan generasi-generassi yang cerdas di Indonesia," kata Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo dalam penutupan pelatihan, dilansir dalam SuryaInstitute.org.

Setelah sebelumnya dilakukan seleksi di wilayah Sekolah binaan YPA-MDR seperti di Bogor, Gunungkidul, Bantul, Kupang, Lampung Selatan, dan Pacitan. Dalam program pelatihan ini, masing-masing guru membawa satu murid yang terbaik dalam bidang studi matematika dan fisika dari sekolah tempatnya mengajar sebagai pendamping guru, ke depannya siswa tersebut akan dipersiapkan untuk ajang kompetisi Olimpiade.

Aksi nyata YPA-MDR ini diharapkan dapat memenuhi salah satu kriteria sebagai Sekolah Unggul dan sekaligus menciptakan generasi muda yang cerdas di Indonesia sehingga cita-cita Astra yakni "Sejahtera bersama Bangsa" dapat terwujud.

"Keberhasilan pendidikan Indonesia tidak terlepas dari peran guru sebagai ujung tombak peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah. Kami sangat berterima kasih kepada Astra yang terus menerus membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, terlebih di sekolah binaan yang ada di daerah terpencil. Kami berharap para peserta dapat menjalani program ini Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Tel. (62 21) 652 2555 dengan sungguh-sungguh," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Marwan, S.Sos, M.M., yang menjadi perwakilan seluruh Kadisdik daerah binaan saat pembukaan berlangsung, dikutip dalam PressRelease.id.


Video testimoni siswa yang ikut pelatihan matematika metode GASING


Testimoni dari seorang siswa pelatihan GASING Surya Institute

video source: youtube.com/watch?v=yE2-jFcZgTg

Beberapa IQ siswa Jakarta mencapai 140 mendekati Einstein yang 150, "Gimana dengan daerah lainnya? Saya yakin di sini banyak exceptional students (siswa yang belum membuka potensinya) di Indonesia," kata Professor Yohanes


Professor Yohanes menegaskan bahwa Indonesia memiliki pemuda yang otak mereka harusnya bisa dimaksimalkan, tidak hanya untuk memenangkan penghargaan Nobel saja, namun juga membangun Sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Indonesia.

Melalui penelitiannya Professor menemui 500 siswa di Jakarta menemukan 300 di antaranya memiliki IQ mencapai 140 tingginya, dan ada 44 siswa melebihi IQ Einstein, tulis sumber berita TheJakartaPost.

"Itu baru Jakarta," tambah Professor

"Bagaimana dengan daerah lainnya? Saya yakin di sini banyak exceptional students (siswa yang belum membuka potensinya) di Indonesia,"

"Pendidikan, adalah kunci kemajuan Negara. These students deserve the attention and support of various organizations, corporations and the government. In time, they will definitely push Indonesia to the forefront of science and technology." tutup Professor, dikutip oleh wartawan TheJakartaPost.

"Tidak ada anak 'bodoh'. Yang ada hanya anak yang tidak atau belum mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang baik." -Yohanes Surya (penemu metode Matematika GASING & pendiri Surya University)

Komentar?TulisTutup